Main Article Content

Riefrini Nurlaili
Wresnindyatsih
Nursanti Apriyani
M.Irsan Saleh

Karsinomaprostat di Indonesia berada diurutan terbanyak kesepuluh dan urutan pertama terbanyak pada laki-laki.
Adenokarsinomaprostat(AP) kadang sulit didiagnosis karena adanya gambaran morfologi menyerupai lesiganas, seperti
high grade prostatic intra epithelial neoplasia (HGPIN).AMACR merupakan suatu penanda baru yang dapat
membedakan AP dan HGPIN dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui ekspresi
AMACR pada kedua lesi tersebut. Penelitian dilakukan disentradiagnostik laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Moehammad Hoesin Palembang, secara retrospektif observasional dengan
desain potong lintang pada sampel blokparafin dengan diagnosis APdanlesi yang mengandung HGPIN. Sampel
berjumlah 50, diambil dari arsip rekam medic periode 1 Januari 2012- 31 Mei 2015 secara consecutive sampling, dan
dilakukan pulasan AMACR. Hasil dianalisis dengan SPSS 17. Didapatkan lesiprostat terjadi pada usia lebih dari 60
tahun (84%), dengan AP86%, dan HGPIN 83%, proporsi AP berdiferensiasi buruk 34 kasus (94,4%), tidak dijumpai
perbedaan bermakna derajat diferensiasi dengan ekspresi AMACR (p-value 1,000), terdapat perbedaan yang bermakna
antara ekspresi AMACR pada APdan HGPIN (p=0,001).

Keywords: AMACR Adenokarsinomaprostat HGPIN