Status gizi lansia berdasarkan pengetahuan dan aktivitas fisik, di wilayah kerja Puskesmas Sukawati 1, Gianyar, Bali
Main Article Content
Peningkatan Umur Harapan Hidup dan jumlah populasi lansia dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi
dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit degeneratif. Berbagai penelitian
yang telah dilakukan memperlihatkan hasil bahwa masih banyak angka kejadian malnutrisi pada lansia. Namun, hingga
saat ini belum ada dilakukan pendataan mengenai status gizi pada lansia di Puskesmas Sukawati I. Peneliti ingin
mengkaji status gizi lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I untuk mengetahui keadaan gizi lansia di
wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Total
sampel yang didapatkan berjumlah 72 orang dan dalam pelaksanaannya pada semua sampel telah dilakukan wawancara
serta pengukuran antropometri. Dilihat dari perhitungan RLPP, 77,8% mengalami obesitas sentral, dengan rata-rata
RLPP pada sampel yang diteliti sebesar 0,95 untuk laki-laki yang tergolong resiko obesitas rendah dan 0,92 untuk
perempuan yang tergolong resiko obesitas tinggi. Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang gizi, persebaran sampel
yang memiliki pengetahuan yang kurang terbanyak pada status gizi lebih sebesar 71,4%, begitu pula dengan kelompok
yang memiliki tingkat pengetahuan baik juga menunjukkan proporsi terbanyak pada status gizi lebih yaitu 86,7%. Jika
dilihat dari aktivitas fisik, persebaran sampel yang memiliki aktivitas ringan terbanyak pada status gizi berlebih
(92,7%). Puskesmas disarankan untuk melakukan pengukuran antropometri dan pencatatan status kesehatan lansia
secara komprehensif pada Kartu Menuju Sehat untuk lansia serta konseling dengan pakar gizi mengenai kesehatan
lansia untuk mengatasi masalah tersebut.