Pengaruh infeksi saluran kemih sebagai faktor prognosis stroke iskemik akut di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Main Article Content
Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Kejadian komplikasi ISK pada pasien stroke masih
menjadi urutan pertama dari berbagai komplikasi lainnya. Adanya komplikasi ini tentu akan memperberat luaran klinis
pasien, disamping itu juga akan memperpanjang lama rawat inap dan menaikkan biaya perawatan pasien. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat apakah ISK berpengaruh terhadap luaran klinis pada pasien stroke iskemik akut.
Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif. Data dikelola dari Stroke Registry dan rekam medis di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta pada tahun 2011-2015. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat, kemudian
dilanjutkan dengan uji chi-square test dan uji-t independen untuk analisis bivariat, serta regresi logistik untuk analisis
multivariat. Dari 78 sampel rekam medis terdapat 50 (65.8%) pasien laki-laki dan 26 (34.2%) pasien perempuan.
Dengan jumlah usia terbanyak adalah >70 tahun sebanyak 27 (35.5%) pasien. Pasien dengan luaran klinis baik
(mRS<2) sebanyak 31 (40.8%) pasien dan luaran klinis buruk (mRS≤2) sebanyak 45 (59.2%) pasien.Hasil analisis
bivariat menunjukkan bahwa ISK tidak mempengaruhi luaran klinis (RR: 1.04, 95%CI: 0.72-1.51, p:>0.05).Hasil
analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan disfagia sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap
buruknya luaran klinis pasien stroke (RR: 2.34, 95%CI: 1.29-4.22, p<0.05) dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
Pasien dengan ISK mengalami perpanjangan lama rawat inap (p<0.05) dan biaya rawat inap lebih besar (p<0.05).
Kesimpulan peneltiian ini adalah komplikasi ISK pada pasien stroke iskemik akut tidak mempengaruhi luaran klinis
pasien, namun memperpanjang lama rawat inap dan memperbesar biaya perawatan.