Main Article Content

Mohammad Zulkarnain
Dani Hilmanto
Meita Damayanti

Saat ini pendidikan Dokter Layanan Primer (DLP) telah mulai dilaksanakan di Universitas Padjadjaran Bandung, dan
nantinya akan segera dikuti oleh perguruan tinggi lain yang fakultas kedokterannya berakreditasi A. Tulisan ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan secara terperinci tentang penerapan Nominal Focus Group Discussion (NFGD)
kuantitatif dalam pengambilan keputusan dalam kelompok-kelompok pengembangan DLP serta memperoleh umpan
balik terhadap kelemahan dan keunggulan NFGD kuantitatif. Kegiatan NFGD untuk menentukan bobot penilaian
dilakukan di Puskesmas Betung, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dihadiri oleh
sebanyak 14 orang. Bobot terendah diberikan kepada pertanyaan nomor 3 untuk meja 1 yang hanya 2,38, dan bobot
tertinggi diberikan kepada pertanyaan nomor 2 untuk meja 3 dan kepada pertanyaan nomor 12 untuk meja 4, yaitu
keduanya sama sebesar 4,54. Sedangkan untuk meja kegiatan, bobot penilaian terendah diberikan peserta terhadap meja
5 sebesar 2,69, yang merupakan tempat petugas kesehatan melakukan pelayanan kesehatan, sedangkan yang tertinggi
untuk meja 2 dengan nilai maksimal 5, yaitu meja tempat penimbangan berat badan anak balita. Walapun NFGD
kuantitatif masih sangat jarang digunakan dalam pengambilan keputusan kelompok, namun dalam penerapannya
ternyata dapat dimengerti dan diterima dengan mudah oleh peserta diskusi kelompok dan waktu yang digunakan juga
relatif lebih singkat dibandingkan dengan NFGD Kualitatif karena masing-masing peserta hanya perlu menuliskan
angka, bukan kalimat-kalimat yang panjang sehingga dapat diprediksi bahwa NFGD kuantitaif ini bisa diterima untuk
dikembangkan dalam pengambilan keputusan-keputusan berkelompok saat pengembangan program DLP di Indonesia.

Keywords: nominal focus group discussion dokter layanan primer diskusi kelompok