Main Article Content

Ari Dwi Aryani
Fauziah Nuraini Kurdi
Bambang B. Soebyakto

Data BPJS Kesehatan menunjukkan terjadi kenaikan jumlah penderita DM peserta JKN yang berkunjung ke Rumah
Sakit sebesar 40% pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya, sementara kenaikan Biaya yang dikeluarkan untuk
penyakit DM dan komplikasinya sebesar 41%. Salah satu upaya BPJS Kesehatan untuk mengendalikan penyakit DM
dan komplikasinya adalah melaksanakan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS). Tujuan dari studi ini
adalah untuk melakukan analisa efektivitas biaya antara PROLANIS dengan Non PROLANIS menggunakan
pendekatan cross sectional design. Penelitian ini membandingkan 21 pasien DM Tipe 2 yang mengikuti PROLANIS
dan 85 pasien Non PROLANIS di RSUD dr. Drajat Prawira Serang Banten. Kualitas hidup pasien diukur
menggunakan kuisoner WHOQOL-BREF. Beban ekonomi untuk biaya langsung medis menggunakan tarif INA CBGs
dan biaya lainnya menggunakan kuisoner beban ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi perbedaan
signifikan (nilai p0,044)antara rata-rata biaya total perawatan setahun DM Tipe 2 yang mengikuti PROLANIS (Rp.
2.405.536,) dibandingkan pasien Non PROLANIS (Rp 4.799.878). Pasien DM Tipe 2 PROLANIS yang memiliki
kualitas hidup baik sebesar 61.9% dan pasien Non PROLANIS 25.9%. Analisa bivariat menunjukkan bahwa kualitas
hidup pasien PROLANIS terbukti signifikan pada domain hubungan sosial (nilai p 0.03). Terdapat hubungan yang
signifikan antara domain hubungan sosial dan lingkungan dengan domain kualitas hidup lainnya pada uji korelasi.
PROLANIS lebih cost efektif dibandingkan Non PROLANIS dengan nilai ICER adalah Rp.625.155,- untuk setiap
ekstra domain hubungan sosial lebih baik dan Rp 969.369,- untuk setiap ekstra domain lingkungan lebih baik serta
dominan untuk biaya dan kualitas hidup pada CE Plane.

Keywords: Analisa Efektivitas Biaya DM Tipe 2 PROLANIS