Hubungan Pola Dermatoglifi dengan Diabetes Mellitus Tipe II di RSUP Dr Mohammad Hoesin
Main Article Content
Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk dan pola sidik jari. Dermatoglifi diturunkan secara poligenik, bersifat tetap dan
tidak dipengaruhi umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan. Pola dermatoglifi dapat memperlihatkan juga
kelainan genetik ataupun penyakit tertentu, sehingga bisa digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis suatu
penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola dermatoglifi DM tipe 2 dan yang tidak DM
tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yaitu Retrospective case control, dan dilakukan di poliklinik
penyakit dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, pada bulan februari 2014. Jumlah sampel yang diteliti 93
orang. Hasil penelitian memperlihatkan pola whorl 54,8%, loop ulnar 39,7%, arch 3,2% dan pola loop radial 2,3%
pada kasus DM tipe 2 dan pola loop ulnar 62,3%, whorl 29%, ,loop radial 6,6%, arch 2,1% pada kontrol tidak DM tipe
2. Indeks pola sidik jari pada DM tipe 2 yang terbesar adalah Indeks Furuhata 130.8 kemudian Indeks Dankmeijer 5,9.
Dengan menggunakan test statistik uji Chi-Square, Odds Ratio dan pvalue<0,05 memperlihatkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pola sidik jari DM tipe 2 dan tidak DM tipe 2. Peneliti menyimpulkan bahwa orang lebih banyak
mempunyai pola sidik jari whorl, mempunyai peluang lebih beresiko untuk menderita DM tipe 2 sebesar 2,96 dan 3,87.