ORIENTASI SEKSUAL BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN MENTAL PADA LAKI-LAKI BERUSIA 20-25 TAHUN
Main Article Content
Kasus gangguan mental di Indonesia mengalami peningkatan dan berdampak pada penurunan produktivitas manusia. Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental dalam tahap perkembangan manusia adalah bagaimana orientasi seksualnya. Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa orang dewasa dengan orientasi seksual abnormal memiliki kesejahteraan mental yang terganggu namun penelitian lainnya menunjukkan laki-laki aseksual memiliki mental yang sejahtera. Penelitian ini bertujuan menilai hubungan orientasi seksual dan kesehatan mental pada laki-laki berusia 20 -25 tahun. Desain penelitian observatif analitik dengan pendekatan cross-sectional, sebanyak 119 subjek laki – laki berusia
20-25 tahun berlokasi di salah satu restoran dan bar di wilayah Jakarta. Teknik pengambilan sampel non-random dengan metode consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala Kinsey (orientasi seksual heteroseksual-homoseksual) dan skala kesehatan mental. Data dianalisis dengan uji Chi-square dan tingkat kemaknaan p<0.05. Sebanyak 55.5% subjek laki-laki berusia 23-25 tahun, 82.4% berstatus bekerja, 65.6% memiliki keluarga tiri/tunggal. Sebanyak 60.5% subjek dengan orientasi seksual abnormal dan 63.9% kesehatan mentalnya terganggu. Uji Chi-Square untuk menilai hubungan orientasi seksual dan kesehatan mental menunjukkan nilai p=0.00 sehingga disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara orientasi seksual dan kesehatan mental laki-laki berusia 20-25 tahun di salah satu bar di Jakarta.