Main Article Content

R.A Zainur S
Mujiyati

Air hujan berpotensi digunakan di dataran tinggi atau daerah langka air permukaan dan air tanah. Memasak air hujan
untuk dikonsumsi merupakan cara yang baik untuk melakukan proses purifikasi air dirumah, agar lebih efektif air tetap
dibiarkan mendidih selama 5- 10 menit. Menurut Suparno dalam bukunya yang berjudul Teknologi Proses Pengolahan
Air mengatakan bahwa pH air hujan bersih itu bersifat asam lemah yaitu 5,6. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan konsumsi air hujan terhadap DMF-T (tingkat keparahan karies) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti
Jaya. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini
dibagi menjadi 2 kelompok masing - masing sampel terdiri dari 50 siswa yang mengonsumsi air hujan dan 50 siswa
yang mengonsumsi air PDAM > 2 tahun. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penelitian ini dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan objektif untuk melihat indeks DMF-T dari setiap siswa dengan menggunakan alat basic
instrument. Hasil uji laboratorium di Universitas Sriwijaya menyatakan bahwa pH air hujan yang ada di Makarti Jaya
adalah 7,28 yang artinya pH tersebut adalah pH basa lemah. Hasil analisa data dengan uji signifikansi pearson di dapat
Pvalue yaitu 0,2, diman nilai α adalah 0,05. Jadi, Pvalue > α, yaitu 0,2 > 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak
ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air hujan terhadap DMF-T siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya.

Keywords: air hujan indeks DMF-T