Main Article Content

Henry Sugiharto
Novy Rosalia Chandra
Erial Bahar

Nyeri punggung bawah kronis merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Pada setiap tahap  penatalaksanaan, terapi adjuvant seperti antidepresan atau antikonvulsan mungkin bermanfaat untuk mengurangi  nyeri, namun modalitas perawatan ini gagal pada banyak pasien. Ketika obat-obatan ini gagal memberikan efek  analgesia yang memuaskan, obat lain seperti antagonis reseptor N-metil-D-aspartat (NMDA) dapat memberikan  pilihan yang tepat. Magnesium berperan dalam sensitisasi sentral dan peningkatan reaksi terhadap rangsangan perifer. 


Studi ini untuk mengetahui efektivitas magnesium oral terhadap intensitas nyeri dan status fungsional pasien nyeri  punggung bawah kronis di klinik rawat jalan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan  studi eksperimental randomized control trial (RCT) dengan metode Add On yang dilakukan dengan cara double blind di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2021- Maret 2021. Terdapat 28 subjek penelitian dengan  usia terbanyak 30-60 tahun (71,4%) mayoritas berjenis kelamin perempuan (57,1%), tingkat pendidikan paling banyak  yaitu SLTA (32,1%), mayoritas status pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (46,4%), dengan IMT overweight (25%),  lamanya nyeri 3 bulan-1tahun (50%), paling banyak mendapatkan terapi standar gabapentin dosis 300 mg (53,6%),  amitriptilin 12,5 mg (57,1%), dan natrium diklofenak 50 mg (100%). Pada analisis bivariat ditemukan bahwa  penambahan magnesium pada terapi standar terbukti lebih efektif untuk mengurangi intensitas nyeri (p 0,011) dan  meningkatkan status fungsional (p 0,007) Magnesium oral efektif untuk menurunkan intensitas nyeri ringan-sedang  dan meningkatkan status fungsional pada pasien nyeri punggung bawah kronis di RSUP Dr. Mohammad Hoesin  Palembang 

Keywords: Nyeri punggung bawah kronis magnesium antagonis reseptor NMDA