Perbandingan Efektivitas Krim Metronidazol 1% dan Krim Ketokonazol 2% pada Dermatitis Seboroik di Wajah
Main Article Content
Perjalanan penyakit dermatitis seboroik (DS) yang rekuren memerlukan pengobatan periodik dan dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien, terutama jika mengenai area wajah. Tujuan utama pengobatan DS adalah mengontrol gejala,
sehingga cenderung fokus pada anti-inflamasi. Ketokonazol merupakan pengobatan standar untuk DS, namun memiliki
efek anti-inflamasi ringan. Efektivitas dan keamanan serta efek anti-inflamasi metronidazol topikal terbukti pada pasien
rosasea dipertimbangkan menjadi alternatif pengobatan pada DS. Tujuan penelitian: Untuk membandingkan
efektivitas krim metronidazol 1% dan krim ketokonazol 2% pada DS di wajah menggunakan skor Seborrhea Area and
Severity Index-Face (SASI-F). Metoda: Penelitian eksperimental paralel, acak, buta ganda, subjek dibagi secara acak
menjadi dua kelompok pengobatan: tiap kelompok terdiri dari 32 subjek yang menerima krim metronidazol 1% dan
krim ketokonazol 2% untuk pemakaian selama 4 pekan. Anamnesis: penilaian skor SASI-F pre-eksperimental;
pengukuran kadar sebum untuk menentukan tipe kulit; dan evaluasi skor SASI-F dinilai setelah 4 pekan. Hasil
penelitian didapatkan: Skor SASI-F post-eksperimental pada kedua kelompok pengobatan menurun secara signifikan
(p=0,000). Rerata skor SASI-F post-eksperimental pada kelompok metronidazol adalah 1.375±1.257 and kelompok
ketokonazol adalah 1.188±1.014 (p=0.514). Derajat perbaikan klinis pada kedua kelompok hampir sama, (p=0,811).
Angka kesembuhan kelompok metronidazol adalah 75% (24/32) dan kelompok ketokonazol 81,25% (26/32), (p=0,763).
Kesimpulan: Krim metronidazol 1% dan krim ketokonazol 2% sama efektifnya terhadap penurunan skor SASI-F pada
DS di wajah.