Derajat Fibrosis dan Skor Nafld pada Hepar Tikus Diabetes Mellitus Tipe 2 Remaja
Main Article Content
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis ditandai dengan peningkatan glukosa darah. Prevalensi diabetes mellitus tipe 2 pada pada anak-anak dan remaja 6,5%. Kondisi Diabetes Mellitus tipe 2 dapat menyebabkan gangguan NAFLD hingga NASH. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efek diabetes melitus tipe 2 terhadap gambaran fibrosis dan skor NAFLD pada histologi hepar tikus remaja. Penelitian ini menggunakan desain post-test only control group. Kelompok perlakuan diinduksi diet tinggi lemak 2 minggu dan streptozotosin. Kelompok kontrol positif diberi streptozotosin dan kelompok kontrol negatif diberi pakan standar. Organ hepar dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Pembacaan preparat berdasarkan kriteria NAFLD activity score (NAS) dan derajat fibrosis. Analisis data menggunakan Kruskal-Wallis Test dengan post-hoc Mann-Whitney U. Hasil pengamatan histopatologi hepar dengan kriteria NAS 1.80 ± 0.447 (K-), 2.20 ± 0.447 (K+), dan 1.60 ± 0.548 (P). Rata-rata hasil terkait derajat fibrosis 1.00 ± 0.000 (K-), 1.60 ± 0.894 (K+), dan 1.00 ± 1.000 (P). Hasil analisis perbandingan kriteria NAS antar kelompok tidak signifikan (p>0,05) dan begitu juga dengan fibrosis tidak signifikan (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara diabetes mellitus tipe 2 dengan gambaran histopatologi hepar pada tikus remaja.