Main Article Content

Sigit Sasongko
Awan Buana
Wildan Kurniawan

Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB) adalah tuli saraf akibat paparan bising keras dalam waktu lama. Di lingkungan militer sering dijumpai personil dengan GPAB. Salah satu profesi yang berisiko terjadi GPAB adalah penerbang, dengan beberapa faktor yang berpengaruh adalah usia dan lama kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil data epidemiologi tentang fungsi pendengaran para pilot helikopter yang berisiko terjadi GPAB. Penelitian bersifat deskriptif observasional kuantitatif dengan desain potong lintang. Subjek penelitian adalah penerbang helikopter Skuadron-11/Serbu di Lanud Achmad Yani, Semarang berjumlah 32 orang, yang diambil dari data rekam medik. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Hasil audiogram menunjukkan 32 orang penerbang adalah normal, pada seluruh kategori usia dan lama kerja. Hasil ini disebabkan penggunaan alat pelindung telinga (APT) berbentuk helm penerbang yang telah sesuai, yang mereduksi bising lebih dari 14 dB pada frekuensi 250 Hz, 21 dB pada frekuensi 1000 Hz, 26 dB pada frekuensi 2000 Hz, 37 dB pada frekuensi 4000 Hz, dan 42 dB pada pada frekuensi 8000 Hz.. Lama kerja penerbang tergolong singkat dengan jadwal latihan terbang hanya 2 kali seminggu dan lama terbang sekitar 2-3 jam. Kesimpulan penelitian menunjukkan gambaran fungsi pendengaran normal pada seluruh prajurit penerbang helikopter Skuadron-11/Serbu, berdasarkan usia dan lama kerja.

Keywords: fungsi pendengaran penerbang helikopter