Main Article Content

Masayu Farah Diba
Arwan Bin Laeto
Septi Purnamasari
Rara Inggarsih

Indonesia menjadi salah satu negara yang memanfaatkan tanaman sebagai obat alternatif untuk menangani penyakit
yang diderita masyarakat. Daun benalu jeruk nipis banyak mengandung senyawa aktif yang dapat menjadi antibakteri.
Tujuan penelitian adalah menguji aktivitas antibakteri fraksi dan senyawa aktif daun benalu jeruk nipis (Dendrophtoe
petandra (L.)Miq.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan sel
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli sebagai objek dan menggunakan beberapa konsentrasi dari fraksi nheksan benalu jeruk nipis. Penelitian menerapkan metode eksperimental laboratorium secara in vitro yang bersifat
eksploratif analitik melalui teknik fraksinasi cair-cair (FCC) dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol yang
diuapkan menggunakan Rotary evaporator dan teknik pengeringan menggunakan hair dryer. Skrining fitokimia
bertahap dilakukan untuk mengidentifikasi flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, terpenoid, steroid, dan triterpenoid yang
ditandai adanya busa dan terbentuknya cincin berwarna. Hasil menunjukkan bahwa berat fraksi yang diperoleh
menggunakan pelarut n-Heksan = 1,32 gram (3,38%), etil asetat = 32,76 gram (83,94%), dan etanol air = 4,95 gram
(12,68%). Hasil uji skrining fitokimia diperoleh pada ekstrak (4 senyawa kimia), fraksi n-heksan (2 senyawa), fraksi etil
asetat (4 senyawa) dan fraksi etanol air (2 senyawa kimia). Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh diameter zona
hambat fraksi n-Heksan pada E.coli (9,25±1,15) dan S.aureus (9,41±0,52); etil asetat pada E.coli (10,67±1,15) dan
S.aureus (10,33±0,52). Hasil uji konsentrasi hambat minimum fraksi n-Heksan 80.000 ug/ml pada E.coli (12,33±0,95)
dan S.aureus (12,75±0,52), dan 625 ug/ml pada E.coli (7,29±0,18) dan S.aureus (0,00±0,00).

Keywords: antibakteri senyawa aktif daun benalu jeruk nipis Staphylococcus aureus Escherichia coli