Skrining Thalassemia Beta Minor pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Main Article Content
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2001, terdapat 7% populasi di seluruh dunia yang
merupakan karier thalassemia atau penderita thalassemia minor. Di Indonesia, frekuensinya pun cukup tinggi yaitu
3-10%. Pada thalassemia beta minor defek hanya terjadi pada salah satu rantai beta sehingga gejalanya ringan,
bahkan dapat tidak bergejala sama sekali. Permasalahan baru akan muncul apabila kedua orang tua merupakan
karier karena terdapat risiko sebesar 25% untuk memiliki anak dengan thalassemia mayor. Klinis yang
asimptomatis inilah yang menyebabkan thalassemia beta minor menjadi sulit terdeteksi sehingga penting untuk
dilakukan skrining pada masyarakat untuk mencegah terjadinya kasus thalassemia baru. Tujuan dari penelitian ini
yaitu melakukan skrining untuk mengetahui prevalens tersangka thalassemia beta minor pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan di Palembang, Indonesia. Terdapat 143 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Dilakukan pemeriksaan hematologi rutin sehingga dapat diketahui nilai hemoglobin, jumlah eritrosit,
MCV, dan RDW-CV untuk selanjutnya dilakukan penghitungan Indeks Mentzer dan Indeks RDW. Tersangka
thalassemia beta minor pada penelitian ini harus memenuhi kriteria MCV <80 fL, Indeks Mentzer <13, dan Indeks
Mentzer <220. Terdapat 17 subjek (11,9%) dengan nilai MCV <80 fL, 7 subjek (4,9%) dengan nilai Indeks
Mentzer <13, dan 51 subjek (35,7%) dengan nilai Indeks RDW <220. Subjek yang memenuhi ketiga kriteria
tersangka thalassemia beta minor tersebut sebanyak 7 orang sehingga prevalens tersangka thalassemia beta minor
adalah 4,9%.