Main Article Content

Legiran

Disain kursi yang ada dalam kelas tidak sepenuhnya merujuk pada ukuran-ukuran antropometrik pemakainya. Mejakursi sekolah biasanya dibuat massal, satu tipe-satu ukuran-untuk semua. fungsi kursi secara tradisional sebagai tempat
duduk dan aktivitas belajar mungkin sudah memenuhi syarat, tetapi sebagai tempat yang nyaman, aman, dan bebas stres
dalam waktu relatif lama belum dapat dipastikan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketidaksesuaian antara ukuran tubuh anak sekolah dasar dan ukuran
kursi sekolah yang digunakannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah siswa salah satu sekolah
dasar swasta terpadu di Palembang. Jumlah subjek sebanyak 114 orang dengan rentang umur 5-10 tahun. Sampel
ditentukan dengan teknik stratified random sampling sesuai tingkat kelas. Telah dilakukan pengukuran antropometri
yaitu tinggi poplitea, panjang poplitea-bokong, dan pengukuran kursi yaitu tinggi kursi dan kedalaman landasan duduk.
Ukuran antropometrik dan ukuran kursi dibandingkan untuk ditentukan ketidaksesuaiannya.
Tinggi kursi rata-rata lebih besar dari tinggi poplitea rata-rata pada semua tingkatan umur. Kedalaman landasan duduk
rata-rata lebih besar dari panjang poplitea-bokong rata-rata subjek pada kelompok umur 5, 6, dan 8 tahun.
Ketidaksesuaian ditemukan pada tinggi poplitea dan tinggi kursi (100%), panjang poplitea-bokong dan kedalaman
landasan duduk (68,5%).

Keywords: ketidaksesuaian antropometrik ukuran antropometrik kursi sekolah