Komorbiditas Non Fisik Autism Spectrum Disorder (ASD) di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Main Article Content
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan dengan ciri khas defisit yang menetap pada komunikasi dan interaksi sosial, keterbatasan dan pengulangan pola perilaku, minat, aktivitas, yang muncul pada tahap perkembangan awal dan menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan, serta fungsi penting lainnya. Angka kejadian ASD meningkat tiap tahun. Meningkatnya angka kejadian ASD ini juga meningkatkan angka kejadian atau prevelansi dari komorbiditas pada ASD, komorbiditas yang paling sering adalah komorbiditas non fisik. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian potong lintang. Terdapat 313 pasien ASD di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang memenuhi kriteria inklusi, laki-laki sebesar 82,4%, perempuan 17,6% dan usia balita merupakan kategori usia paling umum bagi pasien ASD dengan prevelansi 80,8%. Komorbiditas non fisik ASD yang paling sering terjadi adalah Retardasi Mental 19,5%, ADHD 15%, Gangguan Affek/Mood 0,6%, Anxietas 1,3%, sedangkan 63,6% merupakan ASD tanpa komorbiditas non fisik. Obat yang digunakan juga umumnya Risperidone, Vit B complex dan tambahan Sosial integrasi untuk ADHD & SLB untuk Retardasi Mental. Sebagian besar penderita ASD di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tidak memiliki komorbiditas non fisik, tapi sisanya memiliki komorbiditas non fisik, dimana komorbiditas non fisik yang paling sering adalah Retardasi Mental.